SURATDOKTER.id – Pada saat kehamilan, ada banyak hal yang harus diperhatikan untuk menjaga kesehatan ibu dan janin yang sedang dikandung. Termasuk melakukan perawatan kehamilan secara teratur.
Namun, sangat penting juga untuk menghindari zat – zat yang dapat mengganggu tumbuh kembang janin, salah satunya konsumsi obat – obat terlarang atau narkoba.
Ibu hamil berusaha menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi. Namun, bagaimana jika ibu hamil tersebut menjadi pengguna narkoba? Efek samping narkoba pada ibu hamil maupun janin tidak bisa disepelekan.
Efek narkoba pada ibu hamil berpontensi dapat menimbulkan berbagai dampak buruk pada janin, mulai dari terhambatnya perkembangan janin, serta kematian pada ibu maupun janin.
Setiap zat yang masuk ke dalam tubuh ibu hamil akan mengalir ke janin melalui plasenta dan tali pusat. Jika ibu hamil mengkonsumsi makanan sehat maka sang bayi akan merasakan manfaatnya.
Namun sebaliknya, jika ibu mengkonsumsi narkoba atau obat – obat terlarang, maka janin dapat menjadi pengguna narkoba. Banyak jenis narkoba yang dapat memberikan efek buruk pada ibu hamil, selengkapnya simak artikel berikut.
BACA JUGA : https://suratdokter.id/ibu-hamil-jangan-lewatkan-pemeriksaan-antenatal-care/
Jenis – jenis Narkoba dengan Efek Mengerikan Terhadap Janin
1. Morfo
Merupakan obat dengan golongan alkaloid analgetik yang sangat kuat yang biasanya ditemukan dalam opium. Morpho bekerja langsung pada sistem saraf sebagai penghilang rasa nyeri.
Karena kehamilan yang berkepanjangan pada ibu hamil dapat menyebabkan janin mengalami penurunan berat badan, dan meningkatkan risiko kehamilan.
2. Phencyclidine (PCP) & Dietilamid Asam Lisergat (LSD)
PCP & LSD termasuk golongan obat jenis narkoba halusinogen, dimana jika dikonsumsi oleh ibu hamil dapat menyebabkan cacat lahir, janin mengalami kelainan kongenital, kerusakan otak. Beberapa ciri fisik LSD yaitu peningkatan tekanan darah, pupil mata yang melebar.
3. Putaw
Putau atau Heroin pada ibu hamil dapat menyebabkan janin mengalami neonatal abstinence syndrome (NAS), dimana janin mengalami ketergantungan begitu pula pada ibunya.
4. Kodein
Penggunaan kodein atau sering dikenal sebagai kokain pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran yang terjadi secara mendadak.
Sehingga efek kokain pada janin akan membuat janin lahir secara prematur, memiliki lingkar kepala yang kecil dan kerusakan otak.
5. Desoksiefedrin
Desoksiefedrin atau sabu – sabu adalah obat psikostimulansia dan simpatomimetik yang dimana jika dikonsumsi ibu hamil dapat menyebabkan dampak buruk bagi janin , diantaranya kelainan jantung dan otak, lahir prematur, keguguran, dan juga solusio plasenta.
6. Metadon Hidroklorida
Ini obat yang termasuk dalam golongan pereda nyeri, namun tetap bisa menyebabkan ketergantungan. Meski efek samping obat ini tidak sama seperti heroin namun penggunaan metadon akan menyebabkan bayi diare, kram perut, luka pada kulit, dan mengalami gejala putus obat.
7. Ganja (Ganja Sativa)
Merupakan golongan obat prikotropika yang mengandung tetrahidrokanabinol yang membuat penggunanya mengalami euforia .
Meskipun banyak orang yang mengira ganja aman digunakan, hal lain dengan pengguna ibu hamil, ada banyak penelitian yang menyebutkan bahwa penggunaan ganja saat hamil dapat menyebabkan kelahiran prematur.
Ada sebuah penelitian yang melaporkan bahwa beberapa bayi yang lahir dari ibu hamil pengguna ganja memiliki gangguan perkembangan sistem syaraf, yang ditandai dengan gangguan penglihatan serta tubuh yang gemetar.
Maka dari itu sebagai ibu yang baik dianjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat guna menciptakan generasi yang cemerlang.***