Suratdokter.id – Pernahkah kalian mendengar istilah malpraktik? Malpraktik adalah sebuah kesalahan yang terjadi dalam proses pengobatan, umumnya terjadi pada pasien operasi. Malpraktik menjadi sebuah momok yang mengerikan bagi para pasien pengobatan.
Ketika melakukan proses pengobatan, kita tentu berharap akan sebuah kesembuhan. Akan tetapi, umumnya kejadian malpraktik justru membuat kondisi kesehatan pasien semakin parah saja.
Di Indonesia sendiri ada beberapa kasus malpraktik yang pernah terjadi. Dan berikut, beberapa kasus malpraktik di Indonesia yang sempat jadi perbincangan hangat.
Beberapa Contoh Kasus Malpraktik di Indonesia
1. Buta Karena Malpraktik
Kasus ini dialami oleh dua bayi kembar prematur bernama Jared dan Jayden. Keduanya dilahirkan oleh seorang ibu yang bernama Juliana.
Fisik Jared dan Jayden baik-baik saja atau normal, akan tetepi kondisi kedua mata mereka mengalami kelainan. Mata Jayden mengalami silinder 2,5 sedangkan kedua mata Jared mengalami kebutaan.
Kelainan itu bermula oleh karena dokter yang menangani Jared dan Jayden tidak melakukan SOP dengan benar. Dua bayi malang tersebut mengalami masalah fatal pada mata mereka karena kelebihan oksigen selama berada dalam inkubator.
2. Tidak Bisa Berjalan Pasca Operasi
Kasus kali ini dialami oleh seorang bidan puskesmas di Tapanuli tengah bernama Evarida Simamora. Dia yang semula melakukan operasi untuk pengeroposan tulang di kaki kirinya, justru berakhir dengan tidak bisa berjalan sama sekali.
Semua bermula saat Evarida melakukan operasi di RS Murni Tengah dengan dipimpin oleh dua dokter. Malpraktik terjadi saat dokter justru mengoperasi kaki kanan Evarida yang sebenarnya baik-baik saja.
Akibatnya kedua kaki Evarida tidak bisa digerakkan pasca operasi. Korban mengaku, kalau rasa nyeri hebat terjadi saat bius di kaki kanannya habis.
Meski sudah jelas-jelas bersalah, dokter yang menangani operasi Evarida berdalih, jika di kaki kanan pasien juga terdapat benjolan tulang yang harus dipotong.
Namun meski begitu, sang dokter dan kawan-kawannya tetap berakhir menjadi target tuntutan yang dilayangkan keluarga Evarida.
Baca Juga: Prosedur Melaporkan Kasus Malpraktik dengan Tepat, Lengkap Beserta Tips Mencegahnya
3. Meninggal Usai Operasi Amandel
Kasus ini dialami oleh bocah 7 tahun berinisial A. Kejadian bermula ketika A dirujuk oleh puskesmas untuk melakukan operasi amandel di salah satu RS yang ada di Bekasi.
Diketahui sebelumnya A mendertita sakit tenggorokan akut. Operasi yang dilakukan A sebenarnya berjalan lancar.
Namun pasca operasi, si anak terlihat mengalami sesak nafas, sehingga membuat dokter langsung memasangkan ventilator terhadap A.
Menurut kesaksian sang ayah, anaknya dibawa ke ruang ICU dalam kondisi tidak sadarkan diri. Semenjak saat itu A tidak siuman lagi sampai akhirnya meninggal dunia.
Diduga kuat penyebabnya karena penggunaan ventilator yang terlalu lama pada korban.
Kasus ini semakin panas dengan adanya perseteruan antara keluarga korban dengan para dokter.
Keluarga korban melaporkan beberapa dokter ke Polda Metro Jaya, namun di sisi lain para dokter membantah sudah melakukan malpraktik, karena segala macam prosedur pengobatan A sudah dilakukan sesuai aturan.
4. Hampir Cacat Karena Sunat Laser
Kejadian selanjutnya menimpa seorang bocah laki-laki berusia 11 tahun bernama Dendi yang hampir cacat karena sebuah kejadian malpraktik.
Kasus tersebut terjadi karena mantri sunat yang lalai atau teledor saat melakukan proses pemotongan, sehingga membuat alat kelamin Dendi hampir terpotong secara keseluruhan.
Akibat luka fatal pada alat vitalnya, Dendi langsung dilarikan ke RS terdekat untuk menjalani proses penyembuhan lebih lanjut.
Dampak paling parah dari apa yang Dendi alami adalah meski pun alat kelaminnya tidak sampai putus, namun jaringan sarafnya mengalami kerusakan yang sangat parah.
Baca Juga: Contoh Tindakan Malpraktik Keperawatan yang Perlu Diketahui
5. Buta Karena Obat yang Salah
Kasus selanjutnya menimpa seorang petani di Kabupaten Bone yang semula mengalami sakit kepala ekstrem.
Mula-mula ia memeriksakan diri ke salah satu RS yang ada di daerahnya. Ia mengeluhkan rasa sakit kepalanya yang teramat sangat dengan dokter disana.
Setelah proses pemeriksaan dan sesi konsultasi selesai, dokter memberikan obat berupa salep yang mana cara penggunaannya adalah dengan mengoleskan salep di bagian atas serta bawah matanya.
Keanehan mulai terjadi saat si korban merasakan panas yang luar biasa di area kedua matanya, sesaat setelah mengoleskan salep pemberian dokter.
Semakin parah, korban berakhir menjadi tidak bisa melihat sama sekali, atau istilahnya buta.
Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, korban rupanya mendapat resep obat yang salah untuk proses penyembuhan sakit kepalanya, sehingga obat tidak memberikan efek apa-apa selain membakar saraf matanya.
Itulah beberapa kasus malpraktik yang sempat menjadi obrolan hangat di jagad maya. Melihat peristiwa-peristiwa tersebut, kita hanya bisa berdoa agar dihindarkan dari kejadian fatal semacam itu. ***